TEGAL - Seorang lelaki ditemukan tewas dengan cara gantung diri di rumah kos jalan Ketilang, Tegal Selatan, Kota Tegal, Jumat, 26 November 2021. Korban diduga putus asa setelah ditinggal cerai istrinya dan kawin lagi dengan pria lain.
Pria berinisial NW (37) kelahiran Semarang tersebut, merupakan karyawan di Group Advance Mitra 10, jalan Kapten Sudibyo, Kota Tegal sebagai sales marketing yang juga bertugas membuka toko setiap pagi.
NW kos di rumah Iin Darsini, warga jalan Ketilang, Kelurahan Randugunting, Tegal Selatan, Kota Tegal baru satu bulan. Anaknya yang duduk di SMP di Kota Tegal ikut ibunya yang warga Kota Tegal dan tinggal bersama suami barunya.
Kejadian tersebut dibenarkan Kapolsek Tegal Selatan Polres Tegal Kota, Kompol Alkaf Chaniago bahwa yang bersangkutan diketahui melakukan bunuh diri didalam kamar kos diduga dengan seutas kabel antena. Namun belum dapat disimpulkan motivasi dari tindakan bunuh diri tersebut karena masih dalam penyelidikan Polres Tegal Kota.
“Iya betul. Kami dengan tim sedang menangani seorang pria kelahiran 1975 yang gantung diri dan permasalahannya apa, sedang kami selidiki. Saat ini rekan-rekan kita dibelakang dari inafis sedang bekerja. Selanjutnya nanti korban akan dibawa ke rumah sakit Kardinah, " ujar Alkaf Chaniago pada Jurnalis Indonesia Satu di lokasi kejadian.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun Kabar Tegal, NW selama kos sudah sering mengeluhkan pada Supervisornya dan beberapa kali mengutarakan ingin mengakhiri hidupnya.
"Kepada supervisornya, almarhum sering mengeluh katanya ingin mengakhiri hidupnya, " ujar Didi Mulyadi keponakan pemilik kos kepada kotategal.indonesiasatu.co.id
"Bahkan dia sempat bertanya bisa engga yah kabel antene buat gantung diri, " kata Didi menirukan kata-kata NW sebelum gantung diri.
Sementara itu masih ditempat lokasi kejadian, Rizky Pardede, Supervisor Advance Mitra 10 Tegal membenarkan informasi terhadap keluhan anak buahnya. Menurutnya, semenjak bercerai dengan istrinya beberapa bulan lalu, dan sang istri nikah lagi dengan pria lain, dirinya seperti putus asa.
“Dia kelihatan pandangannya sering kosong. Bahkan pernah dia jalan di jalan raya kaya sengaja ditabrak kendaraan. Selain itu, kelihatannya juga masalah keuangan. Dia sering bilang engga sanggup menyelesaikan masalah keluarga, ” ungkap Rizky Pardede.
“Dia sudah cerai beberapa bulan yang lalu dan istrinya sudah nikah lagi. Tapi sepertinya dia engga terima Dia juga serting menyampaikan keinginannya untuk mencari pekerjaan yang gajinya lebih besar, ” katanya.
Diketahuinya NW bunuh diri, saat supervisor Rizky Pardede seperti biasa kontrol absen melalui foto absen di group WA, nampak NW belum nongol absen hingga pukul 10.00 WIB yang akhirnya didatangi Rizky ke tempat kosnya.
“Dia itu kan shift pagi, foto absen di group belum ada. Jam 10 toko belum dibuka. Saya datangi kosnya jumpain ibu kos menanyakan kamarnya. Bersama ibu kos, saya datangi kamar dan pintu sudah terbuka separo, ” jelasnya.
“Posisi dia sudah meninggal. Dalam keadaan buka baju dan bercelana coklat. Dilantai sudah banyak darah, ” katanya lagi.
Korban menurut Rizky, sebetulnya karyawan yang sangat disiplin. Setiap hari, yang bersangkutan selalu bangun pagi. Karena yang bertugas membuka toko setiap harinya NW.
“Yang bertugas membuka toko setiap harinya mas Nanang, dan dia sangat disiplin setiap paginya dia bangun jam 5, ” pungkasnya.
Korban selanjutnya dibawa dengan ambulan ke RSUD Kardinah guna pemeriksaan medis lebih lanjut. (Anis Yahya)